Teknostyle – The Learning Farm (TLF) adalah sebuah organisasi non-profit. TLF bertujuan untuk memberdayakan pemuda rentan (vulnerable youth), melalui program pertanian berasrama. TLF didirikan pada tahun 2005 untuk mengatasi kurangnya keterampilan, kesempatan, dan harapan bagi pemuda rentan di Indonesia.
Tujuan The Learning Farm adalah untuk menggerakan pemuda-pemudi Indonesia, agar menjadi mandiri secara ekonomi, berdaya, dan menjadi anggota masyarakat yang produktif bagi komunitas mereka. Caranya dengan berpartisipasi dalam program pelatihan 4 bulan berasrama, dimana mereka belajar tentang nilai hidup, pertanian organik, pengembangan kewirausahaan, dan berbagai keterampilan hidup lainnya.
Melalui pertanian organik, TLF dapat mentransformasi nilai partisipan, pandangan, dan harapan diri serta masyarakat, juga melengkapi mereka secara nyata, keterampilan yang sangat terpakai ketika mereka masuk dalam dunia kerja dan berpartisipasi dalam lingkungan masyarakatnya.
Kelompok sasaran The Learning Farm dikategorikan sebagai “pemuda-pemudi rentan”. Mereka adalah para pemuda-pemudi yang tinggal dijalanan, putus sekolah, korban dari konflik sosial & agama, korban bencana alam, dan mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan, atau pengangguran.
Mereka datang dari beragam asal budaya, latar belakang agama dan pendidikan, dari berbagai sudut negeri Indonesia. Ada yang berasal dari kota besar seperti Jakarta dan Bandung, hingga daerah terpencil seperti pedalaman Jambi, serta pulau-pulau terluar di Maluku dan Papua.
Mayoritas mereka yang datang ke The Learning Farm, melalui sistem rekomendasi dari organisasi yang bekerja untuk anak jalanan dan pemuda rentan. Bisa juga melalui informasi dari alumni TLF. Beberapa pemuda-pemudi yang datang ke The Learning Farm, hanyalah lulusan Sekolah Dasar (SD), serta ada beberapa yang dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan atas (SMA).
Ada siswa yang tak memiliki keluarga, hidup di jalanan selama bertahun-tahun. Sedangkan yang lain, datang dari orang tua tunggal atau tanpa dukungan keluarga sama sekali. Beberapa dari mereka sempat terlibat penggunaan dan kecanduan narkoba, bahkan sempat hidup di dunia hitam dan kekerasan. Ada pula yang sama sekali belum pernah keluar dari desa mereka. TLF adalah sebuah oase Indonesia mini bagi para pemuda-pemudi ini.
Hingga akhir tahun 2021, TLF telah menelorkan lebih dari 1300 alumni yang tersebar di 30 provinsi di seluruh Indonesia serta Timor Leste. Alumni TLF ada yang berasal dari Aceh hingga pelosok Papua. Sejak November 2016, TLF menandatangani MoU untuk berkolaborasi dengan UNHCR. Salah satu butir perjanjiannya, TLF menerima pengungsi anak muda tanpa pendamping (unaccompanied youth) yang diawali oleh 2 pengungsi Somalia dan 1 dari Afghanistan. Sekarang, ada total 32 pemuda pengungsi (refugees) yang telah lulus dari program TLF. Mereka telah menjadi penggerak di komunitas para pengungsi tempat mereka tergabung.
Program The Learning Farm
- Program Pengembangan Diri dan Pelatihan Pertanian
Program ini mampu menampung 40 pemuda untuk mengembangkan dirinya melalui pembelajaran pertanian organik selama 4 bulan penuh. Pemuda-pemudi berumur 15–24 tahun yang terpilih, akan mengikuti pembelajaran melalui pertanian organik sebagai media pengajaran utama. Pembelajaran pertanian ini sepenuhnya dilaksanakan oleh tim fasilitator dan mentor dari TLF. Kemudian, para siswa juga dilengkapi dengan keterampilan hidup lainnya. Pendekatan pembelajaran siswa TLF berlandaskan tiga pilar utama, yaitu Perkembangan Personal, Komunikasi/Literasi, dan Kesehatan Fisik/Kesehatan Mental. Kami didukung oleh beberapa relawan dari korporasi, lembaga, dan juga individu yang tergerak untuk membantu.
Selama 4 bulan berproses, para siswa didampingi selama 24 jam/hari, 7 hari dalam seminggu, oleh para fasilitator dan mentor yang tinggal bersama di asrama dengan mereka. Para siswa dibimbing untuk mengembangkan 6 nilai dasar TLF yang diharapkan akan membekali mereka dalam perjalanan hidupnya. Ke-6 nilai tersebut adalah integritas/integrity, kepedulian/caring, tanggungjawab/responsibility, inisiatif/initiative, disiplin/discipline, dan kerjasama/teamwork.
Baca Juga: Jordy Sidharta: Digital Marketer Muda Tersukses di Indonesia
- Program Alumni
Untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengukur tingkat keberhasilan intervensi program, The Learning Farm terus memantau dan mengikuti perkembangan para alumninya melalui jejaring alumni. Dengan cara demikian, TLF dapat terus memberikan informasi dan dukungan yang dibutuhkan oleh alumni, termasuk menghubungkan mereka pada peluang kerja yang tersedia. (Istimewa)