Teknostyle – Sejak Apple beralih dari konektor 30-pin besar di iPhone 4, setiap perangkat iPhone otomatis menggunakan konektor ‘Lightning’ milik Apple. Baik untuk pengisian daya, maupun transfer data.
Namun, waktu telah berubah sejak saat itu. Kini, dunia telah mengadopsi USB-C sebagai konektor pilihannya, dan Apple adalah satu-satunya raksasa teknologi yang masih menolak menggunakan USB-C.
Penolakan Apple bukan berarti ponsel iPhone sama sekali alergi dengan konektor USB-C. Seorang hacker berhasil mempermalukan Apple, dengan menyulap iPhone bisa menyedot energi listrik dari kabel USB-C.
Pengguna YouTube Kenny Pi, bahkan telah membagikan video pendek yang membongkar cara iPhone bisa mengadopsi kabel USB-C. Diunggah pada 9 Oktober kemarin, Kenny Pi mengunggah video iPhone X yang diretas bersama port USB-C. Hasilnya menakjubkan, perangkat bisa digunakan untuk mengisi daya dan mentransfer data.
Mengapa iPhone USB-C menjadi masalah besar? Pertanyaan bagus. Kini semakin banyak produk teknologi di seluruh dunia yang menggunakan port USB-C. Bahkan, Apple telah menggunakan USB-C di headphone, laptop, dan iPadnya.
Menggunakan konektor berpemilik seperti ‘Lightning’ di iPhone, berarti lebih banyak limbah elektronik yang harus ditangani dunia. Dengan kata lain, pengguna iPhone perlu membeli kabel ‘Lightning’ untuk iPhone dan kabel USB-C untuk laptop, iPad, atau perangkat lainnya. Memiliki satu kabel USB-C untuk mengisi daya semua perangkat adalah mimpi. Tetapi, Apple menolak untuk membantu mimpi itu menjadi kenyataan.
Apple tidak dapat mempertahankan “port penghasil uang” selamanya. Jika Komisi Eropa mengizinkan, Apple dapat didorong untuk menggunakan USB-C di smartphone masa depan. Namun, itu mungkin tidak terjadi untuk sementara waktu. (Danish)