Teknostyle – Setelah pembukaan megah oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Ajang Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) 2025 kembali berlanjut dengan semangat yang tak kalah kuat. Dengan tujuan memperkuat ekosistem modest fashion Indonesia yang beretika, berkelanjutan, dan siap bersaing di panggung dunia (9/10).
Mengusung tema “One Vision, One Movement: Advancing Indonesia Modest Fashion Through Synergy & Collaboration”. Gelaran tahun ini bukan sekadar pesta mode, tapi gerakan nyata yang menghubungkan desainer, pelaku UMKM, hingga artisan wastra dari seluruh penjuru Indonesia.

Business Matching: 100 Artisan Wastra Bertemu Dunia Fashion
Hari kedua IN2MOTIONFEST menjadi ajang pertemuan besar bagi lebih dari 100 pengrajin wastra dari berbagai daerah. Mereka membawa kekayaan budaya lokal berupa batik, tenun, songket, ulos, lurik, tapis, sasirangan, hingga jumputan. Untuk diperkenalkan kepada desainer dan brand lokal maupun mancanegara.
Melalui program Business Matching Wastra, para artisan ini berkesempatan menjalin kolaborasi strategis. Kolaborasi tersebut diharapkan bisa membawa kain tradisional Indonesia menjadi busana siap pakai bernilai ekspor tinggi.
“Kita tidak hanya memperkenalkan keindahan kain tradisional, tapi juga membangun jembatan ekonomi kreatif yang berkelanjutan,” ujar salah satu perwakilan IKRA Indonesia.
Re-Code Modest Fashion: Membaca Masa Depan Tren Dunia
Selain pameran dan kolaborasi, acara ini juga menghadirkan seminar bertajuk “Re-Code Modest Fashion Innovation with Forecasting 26/27”.
Dalam sesi ini, para ahli seperti Dina Midiani, Weda Githapradana, dan Rahayu Budhi Handayani mengupas tuntas arah perubahan tren global berdasarkan dinamika sosial, budaya, hingga perkembangan teknologi dan kesadaran lingkungan.
Hasil kajian tersebut terangkum dalam buku “Modest Fashion Trend Forecasting (MFTF): Recode 2026/2027” yang diluncurkan bersama Bank Indonesia. Buku ini menjadi panduan penting bagi pelaku industri fashion untuk berinovasi secara berkelanjutan sekaligus memperkuat daya saing di pasar internasional.
“MFTF bukan hanya panduan estetika, tapi gerakan strategis untuk menegaskan identitas modest fashion Indonesia di tingkat global,” jelas Dina Midiani.
Masih di hari yang sama, seminar kedua bertajuk “From Local to Global: Building A Future-Ready Modest Fashion Business”. Menghadirkan nama-nama besar di industri mode, seperti Istafiani Candarini (Kami), Restu Anggraini (ETU), dan Ayu Dyah Andari (By Ayu Dyah Andari).
Mereka berbagi pengalaman bagaimana brand modest fashion lokal bisa menembus pasar internasional melalui inovasi dan kolaborasi lintas negara.
Parade Fashion yang Menghidupkan Warisan Budaya
IN2MOTIONFEST hari kedua juga dipenuhi deretan fashion show spektakuler dari 214 desainer dan brand, dengan total 1.785 koleksi modest fashion.
Karya dari Batik Martadireja, Elfira Hehanussa, House of Abhiee, Rika Mulle, Salwa Tanara, hingga Jay R Flores dari Filipina tampil memukau di panggung internasional.
Yang tak kalah menarik, para mahasiswa mode dari universitas ternama seperti Binus University, ISBI Bandung, Telkom University, dan Universitas Ciputra juga menampilkan koleksi inovatif hasil kolaborasi dengan pengrajin lokal.
Hal ini menjadi bukti bahwa regenerasi pelaku fashion Indonesia berjalan dengan kuat dan kreatif.
Gerakan Kolaboratif Menuju Pusat Modest Fashion Dunia
Dengan dukungan Bank Indonesia, Indonesian Fashion Chamber (IFC), serta berbagai kementerian dan lembaga. IN2MOTIONFEST terus menjadi motor penggerak ekonomi kreatif berbasis syariah.
Ajang ini tidak hanya merayakan mode, tetapi juga memperkuat ekosistem bisnis, memperluas pasar ekspor, dan meneguhkan posisi Indonesia sebagai kiblat modest fashion dunia.
“Melalui IN2MOTIONFEST, kita tidak hanya memamerkan busana. Kita sedang menenun masa depan ekonomi kreatif Indonesia dengan benang budaya, inovasi, dan kolaborasi,” ujar salah satu perwakilan IFC dengan penuh optimisme.
Hari kedua IN2MOTIONFEST 2025 menjadi bukti bahwa dunia fashion Indonesia tak hanya berkilau di atas panggung, tapi juga berdampak nyata bagi masyarakat. Dari artisan lokal hingga desainer global, semua terhubung dalam satu visi: mewujudkan modest fashion Indonesia yang berkelas dunia, berakar budaya, dan berjiwa berkelanjutan.







