Teknostyle – Penyesuaian perlu dilakukan di era pandemi dan PPKM yang belum juga berakhir. Seluruh aspek kehidupan mengalami perubahan signifikan, begitu juga dengan dunia kuliner yang mengalami banyak tantangan dalam perkembangannya. Memasuki era new normal, para pelaku industri Food & Beverage dituntut untuk merumuskan strategi inovatif dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen yang terjadi beberapa tahun terakhir, sebagai imbas mewabahnya covid-19.
Seperti dikutip dari webinar bertajuk ‘Perubahan Perilaku Konsumen Produk Kuliner Selama Pandemi’ yang digagas oleh @milenialcintabudaya (MCB) dan @ayokece_official bersama @komunitaspelakukuliner (KPK) serta @sedoot.co. “Ada orang terpaksa dagang karena suatu tuntutan. Dalam masa sekarang kita harus berani ‘jual diri’ ke komunitas, sosial media, kendaraan yang pasti sangat berguna. Juga personal branding untuk orang yang mempunyai rasa pede yang tinggi, ya, bisa vlogging. Kalau kita ada dana lebih kita bisa juga mensponsori sesuatu, bisa juga ajak dropshipper, dan lainnya,” papar Koh Alung selaku Ketua Departemen UMKM dan Kerajinan Nusantara MCB
Pelaku kuliner dalam masa pandemi ini harus berani ‘menjual diri’ dan berteman dengan tantangan (challenge). “Begitu kita sudah jalani, masuklah ke pricing strateginya. Kualitas yang bagus, tidak harus mahal. Murah boleh, diterima harus, enak sekali gak perlu,” lanjut Koh Alung pemilik akun Instagram @pedagangjujur.
Webinar ini juga menyoroti bahwa banyak sekali yang terkena imbas, seperti kehilangan pekerjaan dan banting stir menjadi pengusaha kuliner seperti jualan makanan brownies, croffle, dan cupcakes. Buat pemain baru dalam industri ini yang belum memiliki banyak koneksi, sangat penting untuk masuk dalam komunitas yang bisa mendukung usaha mereka.
Melihat dari sisi positifnya, new normal ini sudah dibarengi dengan era digital dimana semua informasi mudah dan cepat diperoleh serta disebarluaskan menggunakan sistem komputerisasi yang terhubung internet. Kebijakan pemerintah membatasi kegiatan di luar rumah selama lebih dari setahun terakhir, membuat masyarakat juga punya kebiasaan baru, yaitu belanja lewat online. “Kalau suatu usaha go online maka carilah komunitas, bertemanlah sebanyak-banyaknya,” tambah Koh Alung.
Berkaitan dengan fungsi komunitas, Chef Lucky Suherman sebagai Ketua Komunitas Pelaku Kuliner menambahkan, Komunitas sebagai jalur komunikasinya Pemerintah kepada pelaku UMKM tertentu atau asosiasi. Kita memberikan informasi-informasi terkait regulasi dan apa yang sedang update saat ini. “Khusus untuk pemain baru, ada tantangan di depan. Sebaiknya tidak hanya masuk di komunitas, tidak hanya komunitas kuliner, tapi juga harus masuk ke komunitas marketing, apalagi kalau tidak punya kolega yang cukup luas. Komunitas pendukung usaha Anda itu sangat penting yang stepnya bisa Anda pelajari,” terang Chef Lucky.
Memperkenalkan Ayo kece! Sebuah platform digital marketplace untuk kamu yang sedang mencari komunitas untuk ‘jual diri’ dan memasarkan produk yang kamu punya mulai dari kuliner, fashion, beauty, dan lainnya. Ayokece mempunyai misi membangun jiwa kewirausahaan anak bangsa yang kreatif dan mau memperjuangkan usahanya. Ayokece juga mempunyai visi menjadi marketplace industry nomor 1 yang menjual produk lokal asli Indonesia. Ayokece juga sudah banyak berkolaborasi dengan organisasi seperti Milenial Cinta Budaya, Komunitas Pelaku kuliner, dan lainnya. Ayokece juga akan merangkul sebanyak mungkin UMKM lokal dan memberikan mereka wadah untuk mengembangkan usaha produk asli anak bangsa supaya tidak kalah bersaing dengan produk luar.
Pada aplikasi Ayokece ini, tidak hanya memudahkan pengguna untuk membeli produk, tetapi juga untuk menjual produk di waktu yang sama. Ayokece memberikan kemudahan dan kecepatan dalam mencari produk atau barang-barang yang dibutuhkan, tanpa harus keluar rumah dan berpindah tempat. Kalau kamu bergabung dengan Ayokece, maka keunggulan lain yang diberikan adalah peluang income bagi setiap pengguna berupa passive income. Dengan mengajak teman, kakak, adik, dan saudara untuk menginstall dan menggunakan aplikasi Ayokece, pengguna dapat mendapatkan keuntungan sebesar 1% dari setiap transaksi yang dilakukan oleh user yang terdaftar sebagai jaringannya.
General Manager Ayokece, Anita Bredy menjelaskan, “Kalau kita memperkenalkan aplikasi Ayokece, dalam rangka membantu teman, bukan MLM, kita berkolaborasi untuk saling membantu. Caranya join dengan Ayokece, di sini ada referral code, kalau setiap pengguna mengajak temannya lagi buat download Ayokece dan belanja disini, beli produk lokal, satu persen dari setiap transaksinya itu mereka akan dapat, jadi seperti fee marketing”. Untuk info lebih detail, bisa kontak langsung lewat Instagram @Ayokece_Official, call center 081213072288, atau di official website ayokece.com. “Pasti kita bantu, pasti kita rangkul untuk pasarkan produk kalian dan menambah income kalian,” tutup Anita Bredy di akhir webinar. (OFI)
akses ayokece bisa lewat web ngga yah?
Bisa kak, Akses via web juga bisa