Teknostyle – Indonesia dengan kekayaan nikel terbesar di dunia memiliki potensi untuk mengembangkan teknologi mobil listrik. Melansir dari presidenri.go.id, Presiden Jokowi resmi melakukan peletakan batu pertama untuk proyek groundbreak pabrik baterai mobil listrik bersama PT. HMKL Battery Indonesia di Karawang, Jawa Barat. Proyek groundbreak ini memiliki nilai investasi sebesar US$ 1,1 miliar atau setara Rp 15,6 triliun.
Pabrik yang berlokasi di Kompleks Karawang New Industrial City ini adalah pabrik baterai mobil listrik pertama dan terbesar di Asia Tenggara (ASEAN). Melalui pidatonya, Presiden Joko Widodo menyampaikan rasa syukur atas pembangunan pabrik tersebut.
“Hari ini bisa menyaksikan groundbreaking pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia, dan bahkan yang pertama di Asia Tenggara,” ucapnya melalui akun Youtube Sekretariat Presiden.
Sebelumnya, groundbreaking ini adalah tindak lanjut dari kerjasama pemerintah Indonesia dan Korea Selatan, November 2019 lalu. Kementerian Investasi/BKPM dan Grup Konsorsium Perusahaan Korea Selatan telah sepakat melakukan investasi.
Kemudian, Jokowi meyakinkan, pembangunan pabrik tersebut merupakan wujud keseriusan Pemerintah dalam penggerakan investasi baru di tanah air. Bahkan, ia mengatakan hal ini menandakan sebagai mulainya era hilirisasi industri dan pengembangan teknologi.
“Kita harus berani mengubah struktur ekonomi yang sebelumnya berbasis komoditas untuk menjadi negara industri yang kuat dengan berbasis pengembangan inovasi teknologi,” tuturnya.
Selain itu, Bahlil Lahadalia selaku Menteri Investasi/Kepala BKPM menyampaikan, pabrik tersebut nantinya akan memproduksi baterai sel lithium-ion NCMA dengan total 10 Giga Watt hour (Gwh) setiap tahunnya.
Baca Juga: Menghambat Virus dengan Air Purifier Berteknologi Nanoe
Faktanya, pabrik tersebut akan membantu dalam memproduksi baterai listrik untuk mobil Electric Vehicle (EV) dari Hyundai Motor dan Kia Electric – Global Modular Platform (E-GMP). Nantinya, dengan produksi baterai mobil listrik ini, dapat membantu Indonesia menjadi pemasok sel baterai di masa depan, seiring dengan permintaan global mobil listrik yang akan terus meningkat. Rencananya, pabrik ini akan mulai beroperasi sekitar akhir tahun 2022. (ZD)