Teknostyle – Di era globalisasi yang semakin dinamis, terlebih kalangan milenial, dinilai sangat rentan terpengaruh budaya asing dan radikalisme. Untuk itu, Yayasan Global CEO Indonesia berkolaborasi dengan Milenial Cinta Budaya (MCB) menggelar Seminar Kebangsaan untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila sekaligus mempererat persatuan lewat budaya.
Dengan mengangkat tema ‘Budaya Sebagai Benteng Ancaman Radikalisme’, kegiatan ini diharapkan dapat melindungi dan mengembangkan nilai budaya, untuk memperkuat Indonesia di kancah internasional dan di tengah paham radikalisme yang berkembang.
Jenderal (Purn) TNI Dr. H. Moeldoko, S.I.P. selaku Kepala Staf Kepresidenan RI mengatakan, “generasi milenial harus memiliki kepedulian terhadap budaya Indonesia dan memahami nilai-nilai Pancasila dengan kuat, kalau pemahaman nilai Pancasila kuat, tentu kita tidak akan tergerus paham-paham radikalisme yang berkembang. Namun, jika pemahaman mengenai nilai-nilai Pancasila rendah, dapat dipastikan paham-paham radikalisme akan sangat mudah menggerogoti tubuh kita.”
Wildan Baraba selaku Sekretaris Jenderal Milenial Cinta Budaya menambahkan, generasi milenial adalah generasi yang tumbuh bersama teknologi, generasi yang tumbuh pula bersama dengan dunia postmodern tanpa batas geografi yang nyata. Sehingga, generasi milenial sangat mudah diterpa paham-paham asing, termasuk paham radikal.
Ia juga mengatakan, dalam peran kebudayaan, milenial bukanlah anti asing, tentu generasi milenial sangat terbuka dengan budaya asing. Namun, budaya kita juga tetap harus dipegang teguh. Milenial pun seringkali dianggap acuh dengan budaya dan Pancasila. “ketika saya pribadi berkesempatan bertemu milenial di berbagai daerah, mereka terlihat sangat semangat membahas budaya. Hal terkecil yang dapat kita lakukan, mari, yuk, kita aplikasikan sila ke-3 Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, melalui budaya. Dengan begitu, saya yakin tidak ada lagi ruang bagi paham-paham radikalisme,” ucap Wildan.
Sementara itu, Dra. Halida N Hatta, M.A. selaku Cendekiawan/Pegiat dan Pelestari Pancasila menambahkan, generasi milenial mempunyai keunggulan dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan memiliki semangat dalam melakukan hal apapun yang sesuai dengan nilai Pancasila.
Intisari dari seminar kebangsaan yang bisa kita ambil adalah, mari tumbuhkan rasa cinta terhadap budaya serta perkuat nilai-nilai Pancasila, terlebih lagi bagi para milenial, agar paham radikalisme tidak mudah masuk ke Bangsa kita. Seperti yang dikatakan oleh Moeldoko, hanya bangsa-bangsa yang memiliki ideologi kuat, yang bisa menghadapi radikalisme.
Dalam seminar ini, bukan hanya dihadiri oleh Jenderal (purn) TNI Dr. H. Moeldoko, S.I.P., melainkan juga dihadiri oleh beberapa narasumber, yaitu Dra. Halida N Hatta, M.A. selaku Cendekiawan/Pegiat dan Pelestari Pancasila yang merupakan putri bungsu dari Mohammad Hatta, Wildan Baraba selaku Sekjen Milenial Cinta Budaya, dan Drs. H. Saeful Bahri, M.A. selaku Wakil Ketua Komisi Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Seminar kebangsaan ini berlangsung selama 2 jam 45 menit, mulai dari 17.00 hingga 19.45 WIB. Acara ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan Pancasila. Lalu tak lupa, menampilkan tari kebudayaan “Bhinneka Khatulistiwa” untuk lebih menyerap tema kebudayaan yang diusung.
Baca Juga: Donasi 100 Juta, OPPO Bekerjasama Dengan Format & Aji Untuk Jurnalis Terdampak Covid-19!
Selama acara seminar berlangsung, para peserta seminar terlihat sangat antusias menyimak obrolan para narasumber. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya banyak peserta yang mengajukan pertanyaan saat sesi Q&A. Namun, hanya 3 orang terpilih untuk mengajukan pertanyaan.
Penyelenggara juga memberikan doorprize kepada 10 orang yang beruntung, dipilih secara random melalui sistem lucky draw berupa offline. Selanjutnya, acara diakhiri dengan sesi foto bersama dan makan malam. (LCY)