Teknostyle – Ericsson (NASDAQ: ERIC) merilis laporan Future of Enterprise terbaru yang menyoroti betapa pentingnya perusahaan bertindak proaktif dan tangguh dalam menghadapi disrupsi. Sebanyak 42% dari pengambil keputusan saat ini percaya bahwa bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim menghadirkan tantangan utama, sedangkan 52% pengambil keputusan di Indonesia percaya hal yang sama sehingga akan diprediksi menjadi tantangan di masa depan. Mereka menyadari bahwa kesiapsiagaan sangat penting. mereka beralih dari strategi reaktif menuju perencanaan resiliensi jangka panjang, dan bergeser dari resiliensi yang berorientasi pada pemulihan.
Kabar baiknya, 63% pengambil keputusan di Indonesia mengatakan, perusahaan mereka mengambil perencanaan resiliensi dan strategi yang terdefinisi dengan baik untuk menangani peristiwa-peristiwa disruptif serta 70% karyawan di Indonesia berpendapat bahwa dengan melakukan kerja sama yang baik adalah kunci untuk meningkatkan kemampuan tempat kerja mereka dalam menangani peristiwa disrupsi. Sebanyak 81% perusahaan dengan strategi resiliensi yang terdefinisi dengan baik berinvetasi dalam teknologi seperti 5G yang memungkinkan kerja jarak jauh, digitalisasi, dan otomatisasi yang memungkinkan perusahaan untuk menangani peristiwa disrupsi ini dengan lebih baik.
Patrik Hedlund, Senior Researcher, Ericsson Consumer & IndustryLab, mengatakan “Perang. Krisis energi. Bencana alam. Pandemi. Dunia kita menjadi semakin kompleks, dan sekarang adalah waktu untuk mengadopsi strategi resiliensi. Hal ini sangat penting bagi perusahaan jika mereka ingin tetap kompetitif dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Meskipun banyak perusahaan sudah memiliki strategi, laporan ini menunjukkan kebutuhan nyata akan pergeseran dari resiliensi berbasis pengulangan jangka pendek ke strategi berbasis efisiensi jangka panjang.”
“Kesiapan teknologi penting bagi perusahaan di Indonesia agar tangguh. Inovasi, digitalisasi, manajemen risiko proaktif, dan kelestarian lingkungan akan memungkinkan organisasi menjadi lebih tangguh. Lebih dari 60% pengambil keputusan di Indonesia mengatakan perusahaan mereka memiliki strategi yang terdefinisi dengan baik untuk menangani peristiwa disrupsi. Hampir 70% karyawan di Indonesia sangat yakin bahwa jaringan 5G akan menjadi platform inovasi yang penting untuk pekerjaan mereka. Digitalisasi yang dipercepat oleh perusahaan akan memungkinkan ekonomi Indonesia bertransformasi menjadi ekonomi digital,” ungkap Jerry Soper, Head of Ericsson Indonesia.
Laporan ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih siap menghadpai peristiwa disruptif ini namun, terdapat kebutuhan yang jelas untuk memperluas cakupan resiliensi dalam mendukung model bisnis yang keberlanjutan dan forward-thinking. Menurut temuan laporan tersebut, terdapat dua perubahan utama dalam strategi resiliensi yang akan menjadi sangat penting ke depannya yaitu pergeseran dari resiliensi berbasis pengulangan jangka pendek ke resiliensi berbasis efisiensi jangka panjang yang lebih berkelanjutan secara lingkungan, dan resiliensi berorientasi pemulihan perlu bergeser ke arah inovasi model bisnis yang proaktif.