Teknostyle – Pergelaran pembukaan acara silang budaya antara Indonesia (Nusa Tenggara Barat) dan Swedia yang dihadirkan oleh Sacred Bridge Foundation dalam acara Intra Chromatic Polyphonic Co Creation di Museum Nasional ini meninggalkan kesan positif bagi para tamu undangan yang hadir di acara pembukaan (10/02/2023).
Sejumlah aktivitas sangat dinantikan oleh para tamu, tak hanya pameran lukisan dari Tatum Maya dan penampilan Klinik Intra Art, turut pula penampilan dari dua seniman Swedia yang membuat para tamu terpanah. Kedua seniman ini bernama Jonas Liverod dan Tobias Bradford mereka merupakan dua seniman dengan karakteristik berbeda namun berkolaborasi untuk menciptakan sebuah pertunjukkan yang hebat di Intra Chromatic.
Ini merupakan pameran pertama yang dilakukan baik Jonas Liverod dan Tobias Bradford di Indonesia. Mereka memiliki karir yang berbeda Jonas yang tinggal di Swedia dan Tobias yang tinggal di London, namun mereka berkolaborasi dalam karyanya dengan tema “Revenge of The Uncanny”. Untuk kolaborasi ini Jonas dan Tobias sudah mengerjakannya selama satu setengah bulan, dan pertunjukkan ini merupakan yang pertama ditampilkan.
Dengan waktu persiapan proyek silang budaya yang dibilang singkat ini Jonas Liverod mengatakan “Saya pikir, proyek ini merupakan ‘kekacauan’ yang luar biasa, tetapi bisa dibilang juga proyek ini memiliki energi yang hebat. Semua orang sangat berdedikasi untuk proyek ini. Saya tidak berbohong, minggu-minggu ini adalah minggu yang sangat intens tetapi semua orang telah berusaha keras untuk hal ini. Jadi saya sangat berharap acara ini akan sukses.”
Pertunjukkan Jonas dan Tobias sendiri dimulai pada pukul 19.21 WIB ini menghadirkan sebuah video dokumenter tentang manusia, robot, dan sains, seolah bisa menciptakan sebuah manusia lewat teknologi dan ilmu pengetahuan. Di awal penjelasan Jonas mengatakan bahwa ini terinspirasi dari budaya Indonesia yaitu Si Gale-Gale sebuah patung yang dahulu digunakan dalam salah satu bentuk ritual penguburan mayat di masyarakat Batak, Samosir.
Hal ini sejalan dengan perkataan Jonas Liverod ketika ditanya tentang tema pertunjukkan ini “Kami memiliki banyak alasan, salah satunya kami merencanakan kerja sama kami sejak musim dingin. Kami memutuskan bahwa kami sangat ingin tahu tentang Indonesia dan banyak hal. Sehingga pada pertunjukkan ini kami terinspirasi oleh hal-hal dalam budaya Indonesia, seperti ritual, boneka, pemakaman, robot, dan kami benar-benar menyelami proyek ini.”
Dengan memadukan seni dan teknologi ini merupakan hal yang sangat menarik dan mungkin jarang ada di Indonesia. Yang unik di panggung ada patung yang menyerupai Jonas dan Tobias, dan salah satu patungnya tersebut berbicara seolah-olah dia membantu Jonas menjelaskan. Dengan pertunjukkan yang sangat kompleks yakni 1 jam, tentu Jonas dan Tobias merasa khawatir apalagi mereka menggunakan bahasa inggris dalam penyampaiannya, namun para tamu yang datang memberikan kesan positif untuk pertunjukkan ini.
Bukan seni namanya kalau tidak ada pesan yang ingin disampaikan ke masyarakat, dalam pertunjukkan ini Jonas Liverod dan Tobias Bradfrod mengatakan bahwa “Kita dapat mengatakan bahwa dunia tidak selalu seperti yang terlihat, maka dari itu jangan pernah selalu mengharapkan sesuatu yang tak terduga.”
Diakhir kesempatan, Jonas dan Tobias mengatakan proyek mereka selanjutnya, yaitu menyelesaikan proyek individu dan bekerja sama lagi di pertunjukkan yang lebih besar di Swedia tepatnya Museum di Stockholm pada bulan September, dan Jonas juga bulan depan akan mengeluarkan ensiklopedia tentang seninya.