TEKNOSTYLE.ID, – Maestro patung Dolorosa Sinaga yang telah berkarya lebih dari empat dekade, akan berkolaborasi dengan Budi Santoso, pematung dari Yogyakarta yang merupakan anak didik dan kolega berkaryanya selama kurang lebih 24 tahun, dalam sebuah pameran seni rupa bertajuk “Patung dan Aktivisme: Dolorosa Sinaga dan Budi Santoso” di Museum dan Cagar Budaya Unit Galeri Nasional Indonesia (GNI). Perhelatan ini merupakan hasil kerja bersama dalam bentuk pameran patung yang akan menjadi wadah percakapan ekspresi patung lintas generasi. Pameran ini akan dibuka pada Jumat, 19 Juli 2024 pukul 17.00 WIB di Amfiteater Gedung A Galeri Nasional Indonesia.
Penyelenggaraan Pameran Seni Rupa “Patung & Aktivisme” ini diapresiasi oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid. “Pameran Dolorosa Sinaga dan Budi Santoso yang digelar di Galeri Nasional Indonesia ini adalah buah dari kerja bersama dalam rentang waktu panjang.
Pameran ini tidak hanya menyajikan karya dari dua pematung, namun juga dialog antara guru
dan murid sekaligus sahabat, yang sama-sama sudah menjelajahi perjalanan sejarah serta
melalui berbagai peristiwa di negeri ini,” kata Hilmar. Ia juga berharap pameran ini menjadi
pembuka ruang dialog dan refleksi bagi publik yang mengapresiasi karya-karya mereka.
Dikuratori oleh Alexander Supartono, karya-karya Dolorosa dan Budi yang dipamerkan kali ini
masih akan mengusung pesan yang selama ini mereka suarakan, seperti isu hak asasi
manusia, pembelaan dan solidaritas pada kaum perempuan, keragaman budaya, perdamaian,
dan lingkungan. Konsistensi pesan ini tidak terlepaskan dari latar belakang mereka sebagai
aktivis hak asasi manusia dan keterlibatan mereka dalam beberapa gerakan sosial.
“Karya-karya mereka mempertaruhkan hal yang sama: nilai-nilai kemanusian; keberadaban
yang mereka hayati; serta keyakinan akan peran seni dan pekerja seni dalam perubahan
sosial,” tulis Alexander dalam catatan kuratorialnya.
Pameran ini akan menggunakan eksplorasi dan eksperimen mereka sebagai kendaraan untuk
menunjukkan prinsip dan nilai fundamental yang ingin mereka sampaikan dalam karya-karya
mereka, sekaligus sebagai lensa untuk memeriksa bagaimana mereka merefleksikan patung sebagai medium dan materi tiga dimensi. “Mengalami Patung” akan menjadi prinsip kerja dalam pameran ini. Menampilkan lebih dari 53 karya, yang tidak hanya akan menjadi objek yang
terpajang di ruang pamer, tapi juga sebagai “titik penjuru” yang akan menghubungkan antara
patung, seniman, habitus, dan aktivitas sosial-politis mereka. Karena itu, interaksi, kegiatan,
dan program selama pameran berlangsung adalah bagian integral dari karya-karya yang
terpajang.
Pameran Patung dan Aktivisme Dolorosa Sinaga & Budi Santoso dapat dikunjungi publik mulai
20 Juli sampai 19 Agustus 2024 di Gedung A, Galeri Nasional Indonesia pada pukul 09.00 – 19.00 WIB. Pengunjung dipersilakan melakukan registrasi secara daring (online) terlebih dahulu
melalui https://gni.kemdikbud.go.id/kunjungi-kami.
Tidak hanya menikmati pameran, publik juga dapat mengikuti program edukasi yang disertakan selama pameran ini berlangsung, di antaranya:
1. Seminar Diskusi: Aktivisme Seni dalam Pendidikan Seni
Kamis, 25 Juli 2024 pukul 14.00 WIB
2. Lokakarya Patung, Lukis, dan Cukil
Sabtu, 27 juli 2024 dan Sabtu, 10 Agustus 2024, pukul 10.00 – 15.00 WIB, yang diperuntukkan untuk anak-anak, remaja, dan umum dengan materi mewarnai, melukis, mematung (tanah liat dan aluminium foil), dan cukil.
Informasi pendaftaran program serta informasi lainnya terkait pameran dapat diakses melalui
akun resmi Instagram @galerinasional.
*****
Tentang Galeri Nasional Indonesia
Galeri Nasional Indonesia (GNI) merupakan museum seni rupa modern dan kontemporer milik Negara yang berkedudukan di Daerah Khusus Jakarta. Sesuai dengan tugas dan fungsinya, GNI melaksanakan pengkajian, pengumpulan, registrasi, perawatan, pengamanan, pameran dan publikasi karya seni rupa berupa lukisan, sketsa, grafis, patung, keramik, desain grafis, ilustrasi, fotografi, seni kriya, seni instalasi, seni media, dan media alternatif lainnya yang dapat dikategorikan sebagai karya seni rupa modern dan
kontemporer.
Kini pengelolaan GNI bernaung di bawah Museum dan Cagar Budaya (MCB) yang merupakan salah satu Badan Layanan Umum Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang saat ini bertanggung jawab atas pengelolaan 18 museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya
nasional.
Tentang Museum dan Cagar Budaya (Indonesian Heritage Agency/IHA)
Indonesian Heritage Agency (IHA) merupakan Badan Layanan Umum di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang saat ini bertanggung jawab atas pengelolaan 18 museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya nasional di Indonesia. Terbentuk pada tahun 2022 dan diresmikan menjadi badan layanan umum per 1 September 2023, IHA mempunyai visi menjadi institusi yang bersifat kolaboratif dan mendorong daya cipta, perubahan sosial, serta pembangunan masyarakat yang berbudaya.
IHA mengedepankan peningkatan pelayanan yang berbasis perlindungan sebagai prioritas utama. Dengan merangkul kreativitas dan mengusung semangat kolaborasi yang inklusif. IHA secara kolektif berkontribusi untuk membuka wawasan apresiasi mendalam terhadap warisan budaya Indonesia yang
beragam.
Tentang Dolorosa Sinaga
Dolorosa Sinaga adalah pematung, pendidik, dan aktivis hak asasi manusia kelahiran Sibolga pada tahun 1952. Dolorosa belajar patung di LPKJ Jakarta (sekarang IKJ) mulai tahun 1971 dan di St. Martin’s School of Arts London pada tahun 1980. Mulai mengajar di IKJ tahun 1983, Dolorosa menjadi Dekan Fakultas Seni Rupa IKJ tahun 1992. Hingga sekarang Dolorosa masih mengajar di almamaternya, IKJ. Tahun 1987 Dolorosa mendirikan studio patung Somalaing di Jakarta.
Karya-karyanya berbicara tentang perjuangan perempuan, solidaritas sosial, keragaman budaya, dan hak asasi manusia di tengah aktivitasnya di berbagai gerakan sosial, seperti International People’s Tribunal 1965. Pameran tunggal terakhir Dolorosa “Dolo di NuArt” di NuArt Sculpture Park, Bandung tahun 2022.
Dolorosa Sinaga dan Ardjuna Hutagalung tinggal di Jakarta dan membuka rumah mereka, Beranda
Rakyat Garuda, sebagai tempat berkumpul dan berdiskusi para aktivis.
Tentang Budi Santoso
Budi Santoso lahir di Cilacap, Jawa tengah pada tahun 1980 dan lulus dari jurusan patung Institut Seni Indonesia Yogyakarta pada tahun 2007. Terlibat dengan kolektif pekerja seni Taring Padi sejak tahun 1999, Budi mulai magang di Studio Somalaing sejak tahun 2000.
Budi kembali ke Yogyakarta tahun 2018 dan mendirikan serta merawat Studio Manualism, sambil terus berkolaborasi dengan Dolorosa Sinaga dalam proyek-proyek patung publik. Patung-patung sosial politik Budi sering kali dipandu oleh karakter dari material yang seringkali dia temukan (batu, marmer, kayu,
besi). Walau sering bekerja dengan found objects Budi juga dikenal seperti dan sebagai murid Dolorosa, dengan keahliannya dalam realisme tanah liat. Pameran tunggal terakhir Budi berjudul “Story Night” pada tahun 2012 di Galeri Mon Décor, Jakarta. Budi Santoso dan istrinya, Ivana Lee, tinggal di Yogyakarta bersama putri mereka, Ning. (*)