Teknostyle.id – Kekayaan konglomerat Indonesia semakin melambung di awal tahun ini. Meskipun daftar orang terkaya tidak mengalami perubahan signifikan, posisi puncak tetap diduduki oleh Prajogo Pangestu, diikuti oleh Low Tuck Kwong dan Hartono Bersaudara.
Mengutip data Forbes Real Time Billionaires per Jumat (3/1/2025), total kekayaan para taipan Indonesia terus meningkat seiring membaiknya kinerja bursa saham Tanah Air. Kondisi ini membuat mereka semakin tajir dan memperkuat posisi mereka dalam daftar orang terkaya Indonesia.
Prajogo Pangestu: Raja Petrokimia Tetap Nomor 1
Pemilik Grup Barito Pacific, Prajogo Pangestu, masih menjadi orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai USD 44,5 miliar. Angka ini naik dari USD 43,1 miliar pada akhir 2024. Grup Barito Pacific yang bergerak di sektor petrokimia, energi terbarukan, dan pertambangan terus menjadi pilar utama kekayaannya.
Low Tuck Kwong: Raja Batu Bara di Posisi Kedua
Di posisi kedua, ada Low Tuck Kwong, pemilik grup PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Kekayaan Low Tuck Kwong naik menjadi USD 28,6 miliar dari sebelumnya USD 28,1 miliar pada akhir tahun lalu. Ia terus mempertahankan posisinya sebagai salah satu penguasa sumber daya alam di Indonesia.
Hartono Bersaudara: Pemilik Grup Djarum dan BCA
Konglomerat pemilik Grup Djarum dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, masing-masing berada di posisi ketiga dan keempat.
- Kekayaan Robert Budi Hartono mencapai USD 24,4 miliar, naik dari USD 23,8 miliar.
- Michael Bambang Hartono memiliki kekayaan USD 23,4 miliar, juga naik dari USD 22,9 miliar.
Perubahan di Posisi Lima Besar
Pemilik Indorama Corporation, Sri Prakash Lohia, mencatat penurunan kekayaan menjadi USD 8,6 miliar dari USD 8,7 miliar. Meski begitu, ia tetap berada di posisi keenam.
Sementara itu, Agoes Projogosasmito, Presiden Komisaris PT Amman Mineral International Tbk, berhasil meningkatkan kekayaannya menjadi USD 6,1 miliar, naik dari USD 5,9 miliar pada akhir 2024.
Pergeseran Posisi di Daftar 10 Besar
- Pemilik Grup Mayapada, Dato Sri Tahir, turun ke posisi kedelapan dengan kekayaan stabil di angka USD 4,9 miliar.
- Posisi ketujuh kini ditempati oleh Dewi Kam, pemilik saham PT Bayan Resources Tbk, yang mencatat kekayaan USD 5,0 miliar.
- Chairul Tanjung, pemilik CT Corp, tetap berada di posisi kesembilan dengan kekayaan USD 4,6 miliar.
- Di posisi kesepuluh, ada Djoko Susanto, pemilik Grup Alfamart, dengan kekayaan tetap di angka USD 4,1 miliar.
Bursa Saham Dorong Kekayaan Taipan
Menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di awal tahun menjadi salah satu faktor utama peningkatan kekayaan para konglomerat Indonesia. Kinerja emiten-emiten besar seperti BCA, BYAN, dan Amman Mineral menunjukkan hasil positif, yang turut mendongkrak pundi-pundi para taipan.