Teknostyle – Intermittent fasting (IF) adalah pola makan yang mengatur waktu makan dan puasa dalam periode tertentu. Metode ini semakin populer karena dipercaya mampu membantu menurunkan berat badan, meningkatkan metabolisme, dan memperbaiki kesehatan secara menyeluruh. Namun, untuk mendapatkan manfaat maksimal dari intermittent fasting, penting untuk menerapkannya dengan cara yang tepat.
-
Pilih Pola yang Sesuai
Terdapat berbagai jenis intermittent fasting, seperti metode 16/8 (puasa 16 jam dan makan dalam 8 jam), 5:2 (makan normal 5 hari dan puasa rendah kalori 2 hari), atau eat-stop-eat. Pilihlah pola yang paling sesuai dengan rutinitas dan gaya hidup Anda agar lebih mudah konsisten.
-
Jangan Lupakan Nutrisi
Meskipun Anda membatasi waktu makan, bukan berarti mengabaikan kualitas makanan. Konsumsilah makanan yang seimbang dan bergizi tinggi, seperti sayuran, protein tanpa lemak, lemak sehat, dan karbohidrat kompleks. Hindari makanan olahan, gula berlebihan, dan gorengan yang dapat menghambat hasil dari IF.
-
Tetap Terhidrasi
Selama berpuasa, tubuh tetap membutuhkan cairan. Minumlah air putih secara cukup, dan Anda juga bisa mengonsumsi teh herbal atau kopi hitam tanpa gula untuk membantu menekan rasa lapar.
-
Dengarkan Tubuh Anda
Jika Anda merasa lelah berlebihan, pusing, atau terlalu lapar, mungkin Anda perlu menyesuaikan kembali pola fasting Anda. Intermittent fasting seharusnya meningkatkan kualitas hidup, bukan menyiksanya.
-
Konsisten dan Sabar
Perubahan tidak terjadi dalam semalam. Tubuh membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan pola makan baru. Lakukan secara konsisten dan pantau progres Anda setiap minggu.
Meski banyak manfaat, intermittent fasting juga bisa menimbulkan efek samping, terutama jika dilakukan secara ekstrem atau tidak sesuai kondisi tubuh:
- Sakit kepala dan kelelahan, terutama di awal masa adaptasi
- Iritabilitas atau suasana hati mudah berubah karena kadar gula turun
- Susah konsentrasi saat kadar energi rendah
- Gangguan tidur karena tubuh belum terbiasa dengan pola baru
- Masalah pencernaan seperti konstipasi, karena perubahan pola makan