Teknostyle – Kabar membanggakan datang dari dunia kesehatan Indonesia. Primaya Hospital Bekasi Timur (PHBT) baru saja meraih penghargaan bergengsi dari World Stroke Organization (WSO). Hall ini berkat komitmennya menghadirkan layanan unggulan jantung dan stroke yang komprehensif.
Langkah ini semakin memperkuat posisi PHBT sebagai rumah sakit rujukan dengan fasilitas modern dan tenaga medis berpengalaman, terutama dalam menghadapi dua penyakit mematikan: stroke dan penyakit jantung.
Brain & Spine Center: Penanganan Stroke dalam “Golden Period”
PHBT menghadirkan Brain & Spine Center yang dirancang sebagai one stop solution untuk penyakit otak, saraf, dan tulang belakang. Didukung alat diagnostik modern seperti EEG, EMG, TCD, hingga IOM, serta tim dokter spesialis tersertifikasi, pusat layanan ini menjadi pionir di Bekasi.
Tak hanya itu, PHBT menerapkan sistem Code Stroke yang memungkinkan penanganan pasien dalam “golden period” (kurang dari 4 jam setelah serangan). Kecepatan ini menjadi faktor krusial dalam menyelamatkan nyawa sekaligus mencegah kecacatan permanen.
Cardiovascular Center: Solusi Lengkap Penyakit Jantung
Bersamaan dengan itu, PHBT juga meresmikan Cardiovascular Center. Di sini, pasien dengan gangguan jantung dan pembuluh darah bisa mendapatkan layanan lengkap. Mulai dari intervensi kardiovaskular, bedah vaskular, operasi kelainan dinding dada, hingga bedah jantung koroner (CABG) dan operasi katup jantung.
Fasilitas ini diperkuat dengan catheterization laboratory (cathlab) modern, yang mendukung tindakan seperti Coronary Angiography (CAG) dan Percutaneous Coronary Intervention (PCI). Dengan begitu, pasien tak perlu lagi dirujuk ke rumah sakit lain untuk penanganan jantung yang kompleks.
Fakta Kesehatan: Stroke & Jantung di Indonesia
-
Stroke: Menurut Riskesdas 2023, prevalensi stroke mencapai 8,3%, artinya dari 100 orang, 8 di antaranya mengidap stroke. Data IHME 2019 juga mencatat stroke menyumbang 19,42% dari total kematian di Indonesia.
-
Penyakit Jantung: Jadi penyebab sekitar 17,7% kematian di Indonesia. Biaya penanganan stroke saja mencapai Rp 5,2 triliun pada 2023. Sehingga, menempatkannya sebagai salah satu penyakit tidak menular paling membebani sistem kesehatan.
“Stroke dan penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia. Karena itu, kehadiran layanan terpadu ini bukan sekadar fasilitas, melainkan solusi nyata agar pasien dapat tertangani lebih cepat dan tepat. Kami percaya, intervensi dini adalah kunci untuk menurunkan beban kesehatan masyarakat,” jelas dr. Meizar Rizaldi, Med.Ked.Klin, FISQua, Direktur PHBT.
Dengan layanan unggulan Brain & Spine Center serta Cardiovascular Center, Primaya Hospital Bekasi Timur bukan hanya menambah fasilitas, tapi menghadirkan game changer dalam pelayanan kesehatan jantung dan stroke di Indonesia. Penghargaan dari WSO ini jadi bukti nyata bahwa inovasi, teknologi, dan dedikasi bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa sekaligus meningkatkan kualitas hidup pasien.