Teknostyle – PT ITSEC Asia Tbk (“Perseroan”) menggelar agenda “Due Diligence Meeting & Public Expose” dalam rangkaian proses Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) di mana ITSEC Asia akan menjadi perusahaan publik yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kegiatan ini dilakukan perseroan untuk memaparkan kinerja perseroan, prospek bisnis di industri, dan rencana-rencana perseroan kedepannya.
PT ITSEC Asia Tbk merupakan perusahaan penyedia layanan, solusi, dan teknologi keamanan informasi yang menawarkan jasa keamanan siber dalam tiga tahap, yaitu Penilaian, Implementasi, dan Analisis, untuk memastikan perlindungan atas infrastruktur Teknologi Informasi (“TI”) perusahaan-perusahaan terhadap ancaman siber dengan tetap mematuhi peraturan kepatuhan dari pemerintah.
ITSEC Asia didirikan pada tahun 2010 serta dibesarkan oleh Andri Hutama Putra, seorang profesional keamanan siber dengan pengalaman profesional selama 13 tahun di bidangnya, dan rekan-rekannya yang saat ini juga menjadi bagian dari Manajemen ITSEC Asia. Kantor di beberapa negara dan pesatnya perkembangan tren digital, perusahaan memiliki visi yang komprehensif tentang perilaku pasar masa depan. Perseroan juga melihat potensi yang sangat besar dalam memenuhi tuntutan infrastruktur keamanan informasi digital industri dalam negeri.
“Keamanan informasi merupakan tulang punggung kesuksesan transformasi digital. Dalam berbagai bidang, transformasi digital yang diharapkan membawa banyak kemudahan, efisiensi, peningkatan efektivitas dan output kinerja, perlu ditunjang dengan infrastruktur keamanan siber yang tangguh. Hal ini yang mendorong ITSEC Asia terus berperan aktif dalam membangun ekosistem keamanan siber yang baik, tidak hanya dalam sektor usaha melalui solusi keamanan, namun juga dalam berbagai kegiatan peningkatan literasi keamanan digital bagi masyarakat,” jelas Andri Hutama Putra – Presiden Direktur ITSEC Asia.
ITSEC Asia Menjawab Kebutuhan Pasar Akan Teknologi Keamanan Siber Di Era Perkembangan Digital
Sejalan dengan program pemerintah Indonesia saat ini untuk mendorong perkembangan industri digital, perusahaan juga berharap industri teknologi keamanan siber di Indonesia dapat tumbuh dengan pesat. Tingkat digitalisasi yang tinggi juga meningkatkan risiko serangan dunia maya. Menurut data dari Frost & Sullivan, hingga 49% bisnis di Indonesia telah mengalami serangan siber, menyebabkan Indonesia kehilangan $43,2 miliar, atau 3,7% dari total PDB Indonesia. Strategi dan taktik keamanan dunia maya yang efektif diperlukan untuk Indonesia karena Indonesia adalah negara ketiga yang paling rentan terhadap serangan malware.
Adopsi teknologi yang cepat, potensi serangan dunia maya yang semakin canggih, dan kekurangan profesional keamanan dunia maya yang terampil di industri saat ini telah memaksa organisasi untuk menyewa penyedia keamanan dunia maya untuk mengatasi tantangan ini. Dengan mengalihdayakan operasi keamanan mereka, organisasi mendapatkan akses ke berbagai layanan keamanan, termasuk pemantauan keamanan 24/7, threat management, manajemen insiden dan manajemen kepatuhan, serta wawasan dari profesional keamanan siber berpengalaman.
Dalam menjawab berbagai tantangan keamanan siber dalam perusahaan dan organisasi, ITSEC Asia mengembangkan dua layanan utama, yaitu Managed Security Services (MSS) yang terdiri dari Pemantauan Jaringan Perusahaan Terkelola; Pemantauan Keamanan/Pemantauan Keamanan Cloud; Proteksi dan Deteksi Malware Tingkat Lanjut; dan layanan lainnya, serta Professional Security Services (PSS) yang terdiri dari Pengujian Penetrasi & Red Teaming; Keamanan Aplikasi; dan Forensik Digital & Respons Insiden.
Pasar MSS dan adopsi PSS telah tumbuh secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tren ini kemungkinan akan berlanjut di tahun-tahun mendatang karena perusahaan menjadi lebih sadar akan risiko ancaman dunia maya. Dengan banyaknya perusahaan yang menyimpan informasi sensitif dan menjalankan bisnis mereka secara online, kebutuhan akan langkah-langkah keamanan siber yang kuat sangatlah penting. Persyaratan kepatuhan seperti peraturan perlindungan data dan keamanan siber akan terus menjadi pendorong permintaan utama untuk solusi layanan keamanan siber di masa depan.
ITSEC Asia Kembangkan Jaringan Mitra Aliansi yang Kuat
Dengan menyediakan berbagai layanan dan solusi keamanan siber kepada klien di seluruh dunia, ITSEC Asia telah membangun jaringan mitra yang kuat, khususnya di Asia Pasifik. Jaringan mencakup penyedia teknologi paling canggih dengan produk dan solusi keamanan yang telah terbukti untuk keamanan jaringan, keamanan endpoint, intelijen ancaman, keamanan email, gateway, perlindungan beban kerja cloud, keamanan aplikasi, pengelolaan kata sandi, vulnerability management, dan lainnya.
ITSEC Asia sedang membangun jaringan mitra aliansi yang luas di berbagai negara untuk meningkatkan jangkauan pasar dan memberdayakan perusahaan dengan produk keamanan informasi yang ditawarkan. Mitra aliansi ITSEC Asia juga akan terus memperluas jangkauan geografis gabungan ITSEC untuk memperluas pasar, mendukung proses penjualan, dan memperluas penawaran keamanan siber bagi pelanggan potensial. Dengan mitra dan jaringan yang kuat, ITSEC Asia dipastikan dapat menawarkan layanan yang komprehensif dan akurat kepada perusahaan perbankan, perusahaan asuransi, operator telekomunikasi besar dan lainnya.
Mencatat Peningkatan Pendapatan Bersih Sebesar 154% Dari 2020, ITSEC Asia Siap IPO
Perseroan berhasil meningkatkan laba bersih sebesar 154% pada periode pertama tahun 2020 dibandingkan periode pertama tahun 2022. Pada tahun 2021 tumbuh sebesar 60,93% pada periode yang sama tahun 2020, pada tahun 2022 sebesar 58,07% Total laba bersih berasal dari laporan yang beroperasi di tiga negara yaitu Indonesia, Singapura dan Australia. Pertumbuhan bisnis ini menjadi ukuran keberhasilan ITSEC Asia menjadi salah satu perusahaan keamanan informasi terkemuka dan terpercaya di industrinya.
“ITSEC Asia terus berkomitmen untuk membangun ekosistem keamanan siber yang mumpuni di Indonesia. Pertumbuhan bisnis ini merupakan hasil dari kepercayaan klien dan pasar terhadap layanan dan solusi yang diberikan oleh ITSEC Asia dalam menjawab berbagai tantangan keamanan siber terkini bagi perusahaan dan organisasi. Melalui langkah IPO ITSEC Asia, lebih luas kami mengajak pula masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya ITSEC Asia untuk menciptakan ekosistem digital yang aman untuk masa depan,” jelas Andri Hutama Putra – Direktur Utama ITSEC Asia.
Prospek pertumbuhan industri teknologi keamanan siber di Indonesia masih sangat luas. Perusahaan menyadari bahwa masih ada segmen pasar yang besar untuk dieksplorasi dan oleh karena itu mengambil tindakan kewirausahaan dengan mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia melalui Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO). Langkah IPO ini memperkuat bisnis dan reputasi perusahaan, serta mendukung strategi dan taktik perusahaan dalam pengembangan layanan dan menjangkau pasar.
Kisaran harga saham IPO adalah dari Rp100 – Rp110 per saham. ITSEC Asia menargetkan penghimpunan dana hingga Rp110.960.828.000 (Seratus Miliar Sembilan Ratus Enam Puluh Juta Delapan Ratus Dua Puluh Delapan Ribu Rupiah) atau 15,64% dari total modal ditempatkan. Dana yang diperoleh dari IPO, setelah dikurangi biaya penawaran sekuritas, diharapkan dapat digunakan untuk modal kerja perusahaan, perluasan tim keamanan siber, pengembangan produk, peningkatan alat teknis, dan berbagai rencana taktis untuk mendorong pertumbuhan pendapatan di masa mendatang.
ITSEC Asia saat ini telah mengantongi surat pre-efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan masa penawaran awal bagi calon investor sejak tanggal 14 – 21 Juli 2023. Masyarakat selaku calon investor dapat menghubungi pihak penjamin emisi efek ITSEC Asia, yakni Mirae Asset Sekuritas untuk melakukan pemesanan saham ITSEC Asia dengan kode emiten CYBR.