Teknostyle.id – Belajar matematika atau berhitung tidak melulu harus memakai jari-jari tangan atau menggunakan simbol angka-angka. Ternyata, ada banyak cara bagi anak-anak untuk bisa belajar menghitung. Salah satunya, seperti yang dilakukan Raisya Amalia Putri Al Rasyid adalah belajar matematika atau berhitung bahkan ukuran melalui membuat kue.
Bagi Raisya, panggilan akrab anak spesial ini, tentunya bukan hal yang mudah untuk bisa belajar menghitung atau matematika. Namun, sang ibu, Martha Lazuarditya menemukan cara yang benar-benar tepat bagi Raisya, yaitu dengan cara membuat cookies kesukaannya. Jauh sebelum itu, tepatnya saat Raisya berusia sekitar dua tahun, Bunda Martha, panggilan akrabnya, membuat mainan playdough dari berbahan bahan makanan yang aman sebagai awal Raisya belajar menghitung.
“Salah satu kegiatan yang kulakukan bersama Raisya adalah membuat makanan kesukaan. Saat masih di MyHommy Daycare, Raisya terlihat sangat tertarik mengikuti kegiatan kelas memasak. Dia suka membuat kukis yang kemudian habis dimakannya sendiri, orang lain tidak diberi. Dia juga sering memintaku memutarkan kanal YouTube tentang pembuatan kue,” papar Bunda Martha.
Meski untuk menimbang bahan masih dibantu, lanjutnya, Raisya sangat menikmati saat mengadon bahan, menguleni hingga kalis, mencetak, memberi hiasan, hingga memasukkannya ke dalam oven. “Orang lain mungkin melihat kegiatan ini hanya membuat kue belaka. Namun, sebenarnya ini adalah cara Raisya belajar, termasuk belajar matematika dan memahami ukuran,” ungkapnya.
Kemudian, Bunda Martha meminta pengajar Raisya untuk menyusun metode pembelajaran atau kurikulum yang sesuai dengan keadaan, kemampuan serta yang disukai Raisya. Konsep belajar seperti ini membuat pihak sekolahnya yang notabene homeschooling tertarik untuk mengadopsi metode serupa ke dalam kurikulum mandiri para siswa. “Aku terharu dan bangga. Ternyata laboratorium hidup yang pernah kucetuskan saat Raisya lahir terwujud,” ucap Bunda Martha.
Memang, lanjutnya, untuk menjadikan anak kita hebat harus ada kerja sama antara anak, orang tua, dan sekolah. “Bagaimana sekolah melibatkan orang tua untuk membangun kurikulum yang pas bagi anaknya tidak dapat dilepas begitu saja. Untuk menjadi great children harus ada great parent yang bergandengan tangan dengan great school,” ulasnya.
Untunglah Raisya mendapatkan ini semua di sekolah Lentera Fajar yang memang mengakomodasi pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. “Dari Raisya aku belajar bahwa saat kita menerima dia sepenuh hati, kasih sayang itu akan menggelinding dan membesar seperti bola saju ke diri kami,” kata Bunda Martha.
Dirinya teringat dengan ‘celetukan’ suaminya saat masih hidup ketika melihat kegemaran Raisya membuat cookies. “Raisya ini sepertinya suka bikin kukis. Gimana? Nanti dia dibikinkan toko kukis saja?” Waktu itu Bunda Martha meremehkan celetukan itu. Namun ternyata, saat ini apa yang dicetuskan papanya Raisya itu menjadi kenyataan. Raisya dapat membuat kukis dan menjualnya dengan brand Raisya Cookies.
Selain itu, Bunda Martha juga meluncurkan buku “Raisya Cookies of Love Series” Rasa dari Hati Cinnamon Cookies. Buku ini terinspirasi dari kisah perjalanan kehidupannya. Menurut Martha, buku tersebut sebagai kado terindah Ananda Raisya yang menginjak usia 10 tahun.